Sabtu, 18 Juni 2011

Mata Kuliah Teknologi Informasi

About Tekom..
Tekom merupakan salah satu mata kuliah yang saya senangi, karena disini saya mendapat banyak ilmu tentang desain, film dan lainnya..tugas yang diberiakn juga gag membebani tapu justru mengasikkan, heee^

About tugas-tugas...
*Poster hasil karya
 *YAQOWIYU



Indonesia merupakan  negara yang mempunyai bermacam-macam corak budaya yang berbeda antar satu daerah dengan daerah lain. Banyak tradisi dan upacara adat yang masih dijaga kelestariannya, salah satunya adalah upacara tradisional yang berada diwilayah Klaten yaitu Yaqowiyu. Apa sih sebenarnya yaqowiyu ? Pertama kali mendengar istilah Yaqowiyu pasti kebanyakan orang bertanya demikian. Yaqowiyu merupakan upacara tradisional dimana acaranya sendiri adalah penyebaran kue apem. Upacara yang memperebutkan makanan sebenarnya banyak dilakukan didaerah lain hanya saja namanya yang berbeda,  sebut saja Garebeg Besar di Demak dan Sekatenan di Solo atau Jogyakarta di mana ribuan orang memperebutkan tumpeng nasi lengkap dengan lauk pauknya. Namun yang membedakan Yaqowiyu dengan daerah lain itu adalah makanan yang disebarkan, yaitu kue apem dimana saat upacara berlangsung bisa sampai 5 ton kue apem habis diperebutkan warga. Tradisi ini berlangsung didaerah Jatinom yang merupakan tempat penyebaran agama islam oleh Kyai Ageng Gribig. Tradisi ini berawal dari Kyai ageng Gribing yang menunaikan Ibadah Haji dan ketika berada dimakah beliau mendapatkan 3 apem yang masih hangat, dan saat dibawa pulang ternyata apem itu masih tetap hangat. Saat Kyai Ageng Gribig menggelar pengajian dibagilah apem yang dibawanya, namun karena jumlahnya sedikit maka Nyai ageng Gribig membuatkan lagi beberapa apem untuk jamaah pengajian. Dari situlah upacara ini berkembang hingga pesat, dan masih dilestarikan hingga kini. Tradisi yaqowiyu sendiri diadakan setiap tahun tepatnya pada bulan jawa yaitu bulan safar, dan pada hari jumat yang paling dekat dengan tanggal 15 safar.

Proses acara Yaqowiyu
Untuk acara penyebaran apem ini dilakukan selama 2 hari, pada hari kamis adalah proses penyusunan apem, dimana apem disusun dalam dua gunungan yaitu gunungan lanang dan gunungan wadon. Kedua gunungan ini kemudian diarak kantor kecamatan jatinom menuju masjid Ageng. Arak-arakan ini juga diikuti oleh pejabat kecamatan dan pemerintah daerah.
Setelah sampai pada masjid Ageng, kedua gunungan ini dimalamkan didalam masjid untuk diberi doa-doa, dan pada hari jumatnya setelah usai sholat jumat apem tersebut diarak
Untuk disebarkan pada masyarakat. Sebagian besar apem yang disebarkan merupakan sumbangan dari masyarakat setempat.

Masyarakat yang datang pada acara ini tiap tahunnya mengalami peningkatan dan untuk tahun ini mencapai 50.000 orang. Tak hanya dari dalam kota, masyarakat luar kota hingga luar provinsipun ikut meramaikan acara ini. Sebagian dari mereka mempercayai bahwa apem yang disebarkan membawa keberkahan baik dalam jodoh maupun rejeki.Jadi tak heran mereka rela berdesak-desakan  bahkan sampai terijak-injak hanya untuk berebut apem. Laki-laki dan perempuan pun membaur menjadi satu,  orang tua manula pun tak ingin ketinggalan dalam memperebutkan apem dengan harapan yang sama yakni memperoleh berkah. Lucunya sebagian dari mereka sudah mempersiapkan alat untuk menangkap apem yang disebar, seperti jala ikan, dan alat lain yang memudahkan dalam penangkapan. Suasana berebut apem yang begitu meriah ditambah dengan teriakan-teriakan orang yang mengharapkan agar apem disebarkan kearahnya sungguh sebuah tontonan yang menarik.
Dengan adanya tradisi ini masyarakat yang berada disekitar tempat upacara pun ikut meraup keuntungan yang besar. Banyak pekarangan rumah warga yang dijadikan lahan parkir, lapak-lapak dadakan pun juga banyak dijumpai di pinggir-pinggir jalan baik itu penjualan makanan, hingga souvenir. Acara penyebaran apem ini sendiri juga dimeriahkan dengan berbagai acara sampingan seperti adanya pasar malam, pertunjukan kesenian daerah yang ditampilakan sebelum acara puncak dan marching band dari berbagai sekolah yang ada di daerah jatinom dan sekitarnya.
Tradisi sebar apem ini selain membawa rejeki bagi warga setempat juga dijadikan sebagai salah satu wisata yang ada di kota Klaten.
                Dizaman yang berkembang seperti sekarang ini menjaga kelestarian budaya sangatlah penting, dengan semakin majunya teknologi membuat orang berfikir lebih modern dan banyak yang meninggalkan budaya lama. Upacara tradisional seperti Yaqowiyu ini bisa dijadikan salah satu contoh dilestarikannya budaya lama ditengah perkembangan zaman. Meskipun ini acara adat, namun partisipasi dari masyarakat sangat besar, begitu pula dengan perhatian pemerintah setempat yang sangat mendukung terselenggaranya acara ini, sehingga dari tahun ke tahun acara adat ini justru semakin meriah. Selain itu pemerintah juga menjadikan acara Yaqowiyu ini sebagai wisata budaya yang ada di Klaten, sehingga banyak penggunjung yang berdatangan baik itu dari dan luar kota Klaten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar